Kelas : 1PA07
Npm : 13511461
Penderitaan berasal dari kata derita, kata derita tersebut berasal dari bahasa sanskerta, dhra yang berarti menahan atau disebut juga menanggung, menurut kamus susunan W.J.S. Poerwadarminta, yang artinya menanggung (merasakan) sesuatu yang sangat tidak menyenangkan.
Ieder huis heeft een eigen kruis, tiap rumah punya persoalan sendiri, Tanda atau wangsit itu dapat digunakan berupa mimpi sebagai pemunculan rasa yang tidak sadar dari manusia di waktu tidur. Dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-nya, kepada manusia sebaga homo religius, mampukah manusia mengendalikan diri dengan kelebihannya itu untuk tidak melupakan-nya. Agama hindu-budha mengajarkan bahwa manusia dilahirkan (kembali) merupakan suatu sengsara (samsara), sebaliknya di surga (niirwana). Sebelum menhgalami kelahiran kembali (reinkarnasi), sebagaimana diajarkan oleh kedua agama tersebut antara lain adalah rasa lapar, rasa rindu, rasa sedih, dan sakit. Usaha untuk mengatasi sengsara di dunia dilakukan dengan cara pengendalian diri, bahkan ini selintas tampak sebagai suatu penyiksaan.
Seperti halnya kedua agama yang dijelaskan tersebut,dasarnya agama-agama lain juga memberikan ajaran yang bersifat pengendalian nafsu dalam kehidupan manusia dan memusatkan kehidupan di akhirat. Contohnya, pada zaman abad pertengahan di eropa ketika kehidupan berpusat pada soal agama dikenal dengan adanya Civitas Dei yang berarti kerajaan tuhan.
Siksaan dapat diterjemahkan sebagai siksaan badan atau jasmani, dapat juga siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan timbulah penderitaan. Berikut akan diberikan uraian tentang siksaan dalam beberapa wujudnya, seperti kebimbangan, kesepian, dan ketakutan. Seperti juga kebimbangan, kesepian perlu segera di atasi agar seseorang tidak terus menerus merasakan penderitaan batin. Selain mencari kawan, untuk menghilangkan rasa seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan salah satu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik sehingga rasa kesepian tidak lagi memperoleh tempat yang menyita waktu dalam dirinya sendiri.
Kekalutan mental atau yang disebut dengan penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental (mental disorder) yang disebut dengan kekalutan mental adalah beberapa ciri yang di jelaskan secara sederhana. Kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus dihadapi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara tidak wajar. Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekuatan mental adalah sebagai berikut.
Jasmaninya sering merasakan pusing-pusing, sesak napas, demam, dan nyeri pada lambung
Jiwanya sering menunjukan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.
Tahapan-tahapan kejiwaan terdiri dari beberapa bagian yang sebagai berikut.
Gangguan kejiwaan akan tampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita, baik jasmani maupun pada rohani.
Usaha mempertahankan diri dilakukannya dengan cara yang negatif, yaitu mundur atau lari sehingga cara bertahan dirinya tentu salah. Hal ini akan berbeda apabila terjadi pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan yang apabila setiap menghadapi persoalan justru akan segera memecahkan problema sehingga tidak menekan perasaannya.
Kekuatan merupakan titik patah dan yang bersangkutan akan mengalami disorder (tidak semestinya atau gangguan).
Oleh karena itu, Penderita kekalutan mental lebih banyak terdapat dalam lingkungan tersebut.
Kota-kota besar banyak memberikan tantangan-tantangan hidup yang berat sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi keperluan hidupnya. Akibatnya egoisme merupakan ciri khas dari masyarakat kota.
Anak-anak muda usia tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atas diidam-idamkan karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannyadan karena belum berpengalaman. Orang-orang usia tua pun sering mengalami penderitaan, akibat norma lama yang dipegangnya secara teguh sehingga sudah tidak sesuai dengan norma yang baru saat ini.
Cara-cara untuk menghindari diri dari frustasi antara lain adalah sebagai berikut ini.
Berkomunikasi dengan orang lain atau dengan para ahli (psikiater). Cara mengatasi persoalan juga dapat dilakukan dengan berkomunikasi dengan kawan akrab. Kawan akrab biasanya dapat diajak bertukar pikiran sehingga bisa membantu dalam meringankan suatu masalah yang sedang terjadi, misalnya frustasi.
Beberapa istilah yang sering kita dengar digunakan dalam kehidupan sehari hari berkaitan dengan soal kekalutan mental adalah obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah ketakutan yang selalu membayangi penderitanya, ia tidak mampu melepaskan dirinya dari ketakutan yang sedang dialaminya dan tidak bisa mengatasinya.